Pendekatan dan teori counseling
kepribadian
( personality counseling )
Frederick
charles thorne ( 1909 ) tertarik kepada counseling kepribadian sejak mulai melakukan penelitian kepribadian
anak usia lima tahun untuk menjelaskan tentang keadaan pribadinya sendiri yang
berbicara mengangap pada usia lima tahun.Dia amat tertarik kepada bidang ini
kerna terdapat perpaduan( intergrasi ) antara teori dan praktik dengan apa yang
dia anggap” kekacauan pemikiran tentang ilmu pengetahuan psikologi” dimana
seluruh aliran paham yang ada didalamnya mengganggap masing –masing dirinya
menjadi “ tokoh “yang memperoleh pengakuan tenteng kebenaran teori-teorinya
untuk mempelajari jalan pikiran thorne,
terlebih dahulu perlu kita pelajari bagaimana pandangan filosofis dan
konsepsi-konsepsinya tentang permaslahan kehidupan manusia dalam kaitannya dengan counseling serta
psikoterapi.
1.Pandangan flisofis dan konsepsinya.
Thorne menggunakan pendekatan counseling sistem ilmiah dan
ecclectis atas dasar alasan sebagai berikut :
a. ilmu pengetahuan bukanlah semata-mata
menyangkut pemikiran teoritis akan tetapi juga pemikiran yang berdasarkan empiris
( penggalaman ).
Dalam
kaitannya dengan metode counseling, ia berpendapat bahwa kumpulan berbagai
metode yang di gabungkan secara ecclectis harus digunakan secara rasional sesuai dengan indikasi dan kotra indikasinya,
ia menginginkan adanya integrasi ( perpaduan ) yang menyeluruh ( komprehensif )
dari semua data ilmiah kedalam suatu sistem praktek yang benar-benar bersifat
ecclectis dan dijadikan dasar untuk menstan darisasikan praktik counseling
diseluruh dunia.
b. Psikologi adalah ilmu pengetahuan
yang menjadi dasar pelaksanaan counseling dan psikoterapy.
Metode klinis dalam counseling harus mengikuti metode
analisis ilmu pengetahuan yang pundamental yaitu melalui pembentukan hipotesis
lebih dahulu, lalu melakukan observasi
pengumpulan data untuk mengecek dan mengesahkan kebenarannya.
Pada
umunya (saat ini) teori-teori etiologi
(tentang sebab-sebab timbulnya penyakit), dan tentang dianogsa,tentang therapi,progonosa,telah
di kembangkan atas dasar empiris yang secara statistik tidak dianggap valid (sahih,)
karena itu praktek counseling kita saat ini harus bertumpu pada fakta-fakta
empiris dan fragmatis secara konsisten.
Tentang penggunaan
counseling ,psikoanalisis dan nondirektif yang bertentangan dengan pandangan
filsafat rationalisme tradisional dan lebih menekan kan pada faktor-faktor afektif
impulsif (luapan perasaan), counselor terlalu mengabaikan dan menolak peranan
faktor intelektual (penalaran)dalam pribadi klein.
Oleh karna itu thorne
menyatakan bahwa counseling atau terapi adalah proses belajar klein,dimana counselor
berusaha untuk membantu client menghindarkan diri dari proses trial and error
yang amat memberatkan dirinya secara
berulang kali,diganti dengan proses
belajar dalam kondisi optimal yang berlangsung lebih cepat melalui
kemampuan insinght (menyadari kaitan
problema dalam dirinya).
Maka
dari itu thorne menetapkan bahwa tujuan akhir counseling kepribadian
(personality counseling),pada hakikatnya sama dengan tujuan psikoterapi yaitu
memperoleh dan melestarikan kesehatan client.
Kepribadian
dapat diartikan sebagai suatu organisasi (susunan)yang berada dalam situasi
menyeluruh,,berkebulatan atau totalitas,yang berubah menurut pengalaman dari
proses interaksinya dengan lingkungannya
secara unik yang bercirikan individual (masing-masing orang berbeda) dan dapat
di bedakan dari orang lain secara personal (pribadi) dan sosial.
Personnality dinamics
(dinamika kepribadian ) memliki ciri-ciri daya dorongan atau drive yang dapat di tandai sebagai berikut:
1. Daya dorong
dalam diri manusia
2. Daya
dorong untuk mencapai dan mempertahankan keseimbangan organisasi
dirinya
Jadi yang menjadi esensinya hidup seseorang itu adalah
kesadaran karena ia merupakan mekanisme pengatur ,penyatu,dan pemersatu yang
menentukan dan yang memungkinkan fungsinya kepribadian tingkat lebih tinggi.
Kepribadian seseorang
berada sekoensi satu yang tak dapat di ubah lagi dalam proses pembetukan self
aktualisasinya.yang terpenting dalam membahas ciri-ciri kepribadian seseorang
adalah memperhatikan prilaku individual yang sedang berlangsung.
Thorne menegaskan bahwa kehidupan manusia baru mencapai puncaknya pada saat ia mencapai
self aktualisasi yang paling tinggi dan self transendensi pada taraf
tinggi(kemampuan diri memahami hal- hal
yang abstrak ).
Dapat disimpulkan bahwa kepribadian manusia adalah hasil dari
usahanya sendiri untuk mencapai keseimbangan antara ranah efektif,luapan
persaan yang tak di sadari dengan kemampuan mengendalikan diri bersumber dari
daya nalar ,akal kecerdasan yang bebas dari tekanan dari siapapun atau apapun.
2.Langkah –langkah yang harus
dilakukan oleh konselor dalam proses counseling
Diagnosis
terhadap client merupakan dasar opersional bagi tugas penyembuhan secara klinis
yang paling shahih dan dapat di percaya ketetapannya.
Diagnosis
yang terinci harus di dasarkan atas penemuan (identfikasi) dan penilaian ( judging)
terhadap adanya faktor-faktor yang terkait (relevan) dalam setiap tingkatan
organisasi kejiwaan .
Lapisan-lapisan tersebut terdiri dari pada lapisan morpologis
,biokemis ataupun yang bersifat jasmaniah atau rohaniah atau yang bersifat
fisokososial.
Menurut
thorne,permaslahan pokok diagnosisi itu ialah bagaimana menilai bantuan dari
masing-masing kelompok faktor pengantur dalam pola khusus integrasi atau pola khusus di sentragrasi dalam
tingkatan atau antara tingkatan –tingkatan (level ) tersebut.
Menurut thorne metode pokok mempelajari kepribadian sebagai
landasan diagnosis adalah :
1.Sejarah pribadi
2.Penilaian tingkah laku
3.Laporan hasil introspeksi
4.Test objektif dan pengaturan fisikologis
5.Test projective
3.Perkembangan ke pribadian
Pribadi
manusia dipengaruhi oleh faktur biologis konstitusionaL(jasmaniah),faktor
kebudayaan dan aktualisasi diri dasar yang kokoh bagi kepribadian manusia
adalah terletak pada tindak-tindakan yang dilakuakan oleh diri pribadi dirinya
sendiri. di tinjau dari segi elektis
pengembangan kepribadian tersebut dipandang sebagai suatu suatu perjuangan yang keras untuk melintasi garis penentu
diri prilaku yang tak disadari yang bersifat emosional dam bercorak efektif (
dorongan-dorongan prilaku perasaan
dan kemauan.
4.proses counseling
Tahapan
proses dimulai dari diagnosis,kerna merupakan tonggak pertama dari tugas
perawatan klinis terhadap client.diagnosis terhadap penyakit client harus
riliable ( terpercaya ) ada sahih valid,tidak asal-asalan dan harus berdasarkan
atas pripikasi ilmiah.
Adapun proses diagnostik menurut thorne terdiri dari beberapa
langkah :
1.
Pengumpulan
seluruh bukti dengan menggunakan metode yang ada.
2.
Mengintregrasikan
data menurut ilmu panthologi .
3.
Merumuskan
hepotisis tentang jenis-jenis gangguan
jiwa.
4.
Pertimbangan
terhadap alternatif –alternatif yang ada
5.
Mengindentifikasikan
gangguan mental.
5.tehnik-tehnik counseling kepribadian
Ada beberpa faktor atau kriteria yang dapat menentukan bagaimana cara memilih metode:
1.
Kekhususan
tidakan ( specificity of action )
2.
Penghimatan
tindakan ( economy of action )
3.
Riwayat
asli dari gangguan jiwa (natural history of disorder )
4.
Prinsip
distribusi ( the distributive principle )
5.
Dorongan
total ( total push )
6.
Gagal
untuk maju (filture of progress )
6.beberapa jenis metode counseling
a.counseling
dengan melakukan adaptif.
Seorang conselur kepribadian (personality cuonselur)harus
dapat beradaftasi dengan kebutuhan dari
tiap klient.tujuan ini cunselor harus melakukan orentasi eklektis sejalan dengan
aliran paham yang dianutnya.
b.teknik
counseling aktif versus pasif
Metode counseling bisa juga berkesinambungan dari directif dan regulatury (bersifat mengatur)
sampai kepada yang pasip dan non direktif,karena tak ada ketentuan yang di
sepakati oleh para ahli ,tentang adanya penerapan jenis metodelogi terhadap
indikasi.
Thorne berpendapat bahwa perbedaan antara metode aktif (direktif) dan pasif (non
direktif) adalah hanya bersifat tioritis belaka(artifact) karena metode metode
tersebut hanya di gunakan menurut indikasi dari kasus ,bukannya dogma (yang harus
diikuti begitu saja)dari suatu aliran paham atau sistem.