Kamis, 12 Januari 2012

pendekatan counseling


Pendekatan   dan teori counseling kepribadian
( personality counseling )
            Frederick charles thorne ( 1909 ) tertarik kepada counseling kepribadian  sejak mulai melakukan penelitian kepribadian anak usia lima tahun untuk menjelaskan tentang keadaan pribadinya sendiri yang berbicara mengangap pada usia lima tahun.Dia amat tertarik kepada bidang ini kerna terdapat perpaduan( intergrasi ) antara teori dan praktik dengan apa yang dia anggap” kekacauan pemikiran tentang ilmu pengetahuan psikologi” dimana seluruh aliran paham yang ada didalamnya mengganggap masing –masing dirinya menjadi “ tokoh “yang memperoleh pengakuan tenteng kebenaran teori-teorinya
           untuk mempelajari jalan pikiran thorne, terlebih dahulu perlu kita pelajari bagaimana pandangan filosofis dan konsepsi-konsepsinya tentang permaslahan kehidupan manusia   dalam kaitannya dengan counseling serta psikoterapi.
1.Pandangan flisofis dan konsepsinya.
Thorne menggunakan pendekatan counseling sistem ilmiah dan ecclectis atas dasar alasan sebagai berikut :
a.      ilmu pengetahuan bukanlah semata-mata menyangkut pemikiran teoritis akan tetapi juga pemikiran yang berdasarkan empiris ( penggalaman ).
Dalam kaitannya dengan metode counseling, ia berpendapat bahwa kumpulan berbagai metode yang di gabungkan secara ecclectis harus digunakan secara rasional  sesuai dengan indikasi dan kotra indikasinya, ia menginginkan adanya integrasi ( perpaduan ) yang menyeluruh ( komprehensif ) dari semua data ilmiah kedalam suatu sistem praktek yang benar-benar bersifat ecclectis dan dijadikan dasar untuk menstan darisasikan praktik counseling diseluruh dunia.
b.      Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menjadi dasar pelaksanaan counseling dan psikoterapy.
Metode klinis dalam counseling harus mengikuti metode analisis ilmu pengetahuan yang pundamental yaitu melalui pembentukan hipotesis lebih dahulu,  lalu melakukan observasi pengumpulan data untuk mengecek dan mengesahkan kebenarannya.
              Pada umunya (saat ini) teori-teori  etiologi (tentang sebab-sebab timbulnya penyakit), dan     tentang dianogsa,tentang therapi,progonosa,telah di kembangkan atas dasar empiris yang secara statistik tidak dianggap valid (sahih,) karena itu praktek counseling kita saat ini harus bertumpu pada fakta-fakta empiris dan fragmatis secara konsisten.
 Tentang penggunaan counseling ,psikoanalisis dan nondirektif yang bertentangan dengan pandangan filsafat rationalisme tradisional dan lebih menekan kan pada faktor-faktor afektif impulsif (luapan perasaan), counselor terlalu mengabaikan dan menolak peranan faktor intelektual (penalaran)dalam pribadi klein.
 Oleh karna itu thorne menyatakan bahwa counseling atau terapi adalah proses belajar klein,dimana counselor berusaha untuk membantu client menghindarkan diri dari proses trial and error yang  amat memberatkan dirinya secara berulang kali,diganti dengan proses  belajar dalam kondisi optimal yang berlangsung lebih cepat melalui kemampuan insinght (menyadari kaitan  problema dalam dirinya).
                 Maka dari itu thorne menetapkan bahwa tujuan akhir counseling kepribadian (personality counseling),pada hakikatnya sama dengan tujuan psikoterapi yaitu memperoleh dan melestarikan kesehatan client.
                 Kepribadian dapat diartikan sebagai suatu organisasi (susunan)yang berada dalam situasi menyeluruh,,berkebulatan atau totalitas,yang berubah menurut pengalaman dari proses  interaksinya dengan lingkungannya secara unik yang bercirikan individual (masing-masing orang berbeda) dan dapat di bedakan dari orang lain secara personal (pribadi) dan sosial.




Personnality  dinamics (dinamika kepribadian ) memliki ciri-ciri daya dorongan atau drive  yang dapat di tandai sebagai berikut:
         1. Daya dorong dalam diri manusia
         2. Daya dorong  untuk mencapai  dan mempertahankan keseimbangan organisasi dirinya
Jadi yang menjadi esensinya hidup seseorang itu adalah kesadaran karena ia merupakan mekanisme pengatur ,penyatu,dan pemersatu yang menentukan dan yang memungkinkan fungsinya kepribadian tingkat lebih tinggi.
Kepribadian seseorang  berada sekoensi satu yang tak dapat di ubah lagi  dalam proses pembetukan self aktualisasinya.yang terpenting dalam membahas ciri-ciri kepribadian seseorang adalah memperhatikan prilaku individual yang sedang berlangsung.
Thorne menegaskan bahwa kehidupan manusia  baru mencapai puncaknya pada saat ia mencapai self aktualisasi yang paling tinggi dan self transendensi pada taraf tinggi(kemampuan  diri memahami hal- hal yang abstrak ).
Dapat disimpulkan bahwa kepribadian manusia adalah hasil dari usahanya sendiri untuk mencapai keseimbangan antara ranah efektif,luapan persaan yang tak di sadari dengan kemampuan mengendalikan diri bersumber dari daya nalar ,akal kecerdasan yang bebas dari tekanan dari siapapun atau apapun.

2.Langkah –langkah yang harus dilakukan oleh konselor dalam proses counseling
            Diagnosis terhadap client merupakan dasar opersional bagi tugas penyembuhan secara klinis yang paling shahih dan dapat di percaya ketetapannya.
           Diagnosis yang terinci harus di dasarkan atas penemuan (identfikasi) dan penilaian ( judging)    terhadap adanya faktor-faktor  yang terkait (relevan) dalam setiap tingkatan organisasi kejiwaan .
Lapisan-lapisan tersebut terdiri dari pada lapisan morpologis ,biokemis ataupun yang bersifat jasmaniah atau rohaniah atau yang bersifat fisokososial.
            Menurut thorne,permaslahan pokok diagnosisi itu ialah bagaimana menilai bantuan dari masing-masing kelompok faktor pengantur dalam pola khusus integrasi  atau pola khusus di sentragrasi dalam tingkatan atau antara tingkatan –tingkatan (level ) tersebut.
Menurut thorne metode pokok mempelajari kepribadian sebagai landasan diagnosis adalah :
   1.Sejarah pribadi
   2.Penilaian tingkah laku
   3.Laporan hasil introspeksi
   4.Test objektif dan pengaturan fisikologis
   5.Test projective

3.Perkembangan ke pribadian
           Pribadi manusia dipengaruhi oleh faktur biologis konstitusionaL(jasmaniah),faktor kebudayaan dan aktualisasi diri dasar yang kokoh bagi kepribadian manusia adalah terletak pada tindak-tindakan yang dilakuakan oleh diri pribadi dirinya sendiri. di tinjau dari segi   elektis pengembangan kepribadian tersebut dipandang sebagai suatu suatu perjuangan        yang keras untuk melintasi garis penentu diri prilaku yang tak disadari yang bersifat   emosional dam bercorak efektif ( dorongan-dorongan prilaku     perasaan dan kemauan.
4.proses counseling
          Tahapan proses dimulai dari diagnosis,kerna merupakan tonggak pertama dari tugas perawatan klinis terhadap client.diagnosis terhadap penyakit client harus riliable ( terpercaya ) ada sahih valid,tidak asal-asalan dan harus berdasarkan atas pripikasi ilmiah.
Adapun proses diagnostik menurut thorne terdiri dari beberapa langkah :
1.      Pengumpulan seluruh bukti dengan menggunakan metode yang ada.
2.      Mengintregrasikan data menurut ilmu panthologi .
3.      Merumuskan hepotisis tentang  jenis-jenis gangguan jiwa.
4.      Pertimbangan terhadap alternatif –alternatif  yang ada
5.      Mengindentifikasikan gangguan mental.
5.tehnik-tehnik counseling kepribadian
Ada beberpa faktor atau kriteria yang dapat menentukan  bagaimana cara memilih metode:
1.      Kekhususan tidakan ( specificity of action )
2.      Penghimatan tindakan ( economy of action )
3.      Riwayat asli dari gangguan jiwa (natural history of disorder )
4.      Prinsip distribusi ( the distributive principle )
5.      Dorongan total ( total push )
6.      Gagal untuk maju (filture of progress )
6.beberapa  jenis metode counseling
              a.counseling dengan melakukan adaptif.
Seorang conselur kepribadian (personality cuonselur)harus dapat beradaftasi  dengan kebutuhan dari tiap klient.tujuan ini cunselor harus melakukan orentasi eklektis sejalan dengan aliran paham yang dianutnya.
              b.teknik counseling aktif versus pasif
Metode counseling bisa juga berkesinambungan dari  directif dan regulatury (bersifat mengatur) sampai kepada yang pasip dan non direktif,karena tak ada ketentuan yang di sepakati oleh para ahli ,tentang adanya penerapan jenis metodelogi terhadap indikasi.
Thorne berpendapat bahwa perbedaan  antara metode aktif (direktif) dan pasif (non direktif) adalah hanya bersifat tioritis belaka(artifact) karena metode metode tersebut hanya di gunakan menurut indikasi dari kasus ,bukannya dogma (yang harus diikuti begitu saja)dari suatu aliran paham atau sistem.